Berharmoni Bersama Bubi Chen

Tweet

Talentanya sangat terasah setelah bertahun-tahun berkecimpung di dunia musik. Meski usianya sudah tidak muda lagi, harmonisasi musik Jazz terasa sangat kental keluar dari jemarinya di atas tuts piano. Pria keturunan Tionghoa ini memang pantas menyandang gelar Maestro musik Jazz di Indonesia bahkan di dunia. Ia pun termasuk dalam jajaran sepuluh pianis terbaik di dunia dan mendapat julukan Pearl from the East atau mutiara dari Timur.

Bubi Chen, pria kelahiran 9 Februari 73 tahun silam memang sudah malang melintang di dunia musik Jazz. Uniknya, musik Jazz yang kini begitu membesarkan namanya ternyata bukanlah awal untuknya tertarik di dunia musik . Semasa kecil, ayahnya Tan King Hoo memperkenalkan musik klasik melalui alunan biola. Namun ternyata ketertarikannya tidak pada alat musik tersebut melainkan pada piano.

Bubi Chen kecil telah mengenyam beragam ilmu tentang alat musik piano. Saat umurnya empat tahun, ia sudah belajar piano oleh seorang pianis berkebangsaan Itallia bernama Di Lucia untuk belajar mengenai dasar-dasar bermusik. Dua tahun kemudian ia kembali belajar piano klasik pada Josef Bodmer, pria berkebangsaan Swiss selama delapan tahun lebih.

Dikelilingi keluarga dengan latar belakang musik yang sangat kental serta belajar musik sejak kecil membuat kecintaannya terhadap musik semakin dalam, terutama terhadap musik Jazz. Saat berumur 12 tahun, bubi sudah mahir mengaransemen karya-karya klasik milik Beethoven, Chopin, Mozart ke dalam irama Jazz.

Menginjak remaja, saat berumur 17 tahun Bubi sudah mengajar sambil mengambil kursus di Wesco School of  Music di New York, Amerika Serikat selama dua tahun. Pada tahun 50-an, karier musiknya dimulai dengan membentuk Trio Chen bersama saudaranya Jopie dan Teddy Chen. Di tahun yang sama, ia juga bergabung dengan Jack Lesmana Quartet yang kemudian berganti nama menjadi Jack Lesmana Quintet. Bersama Jack Lesmana, ia melakukan rekaman dan karyanya disiarkan pada Voice of Amerika dan dikupas langsung oleh seorang kritikus Jazz kenamaan di AS, Willis Conover.

Selama kariernya, Bubi tercatat menghasilkan banyak album yang berkualitas. Salah satunya adalah pada tahun 1984 pernah mengeluarkan album bersama para senior Jazz seperti John Heard, Albert Heath, dan Paul Langosh. Ia membuat rekaman di Amerika. Rekaman yang diberi judul Bubi tersebut kemudian diedarkan di Indonesia.

Telah lama mengarungi dunia Jazz di luar negeri, ternyata tidak membuat dirinya lupa akan asal-usulnya. Dalam beragam kesempatan, ia pun aktif memperkenalkan kebudayaan tanah air seperti yang pernah ia lakukan di Festival Jazz Berlin tahun 1997. Bubi membawa alat musik traadisional kecapi di atas pianonya dan mendengungkan musik-musik Indonesia di jantung Eropa tersebut.

Sampai saat ini meski usianya memasuki senja, semangat dan kecintaannya terhadap musik Jazz tidak pernah berkurang. Ia pun masih aktif dalam beragam festival musik Jazz baik nasional maupun Internasional. Ia pu aktif membagi kecintaannya terhadap musik Jazz kepada beberapa muridnya seperti Hendra Wijaya, Vera Soeng, dan Widya Christianti. Kecintaannya terhadap musik Jazz tidak akan pernah ataupun berkurang. Bagaimanapun juga, sosok Bubi Chen sudah sangat besar melalui musik Jazz. Tidak hanya itu, Indonesia pun terangkat namanya melalui kepiawannya bermusik di kancah Internasional.

Photo: courtesy of http://www.flickr.com/photos/opiqsaja/5988993037/

Comments

  1. Nanok Reply

    Salut untuk musisi indonesia yang terus membawa nama harum bangsa.

    11 months ago

Reply

Comment guidelines, edit this message in your Wordpress admin panel

All Right Reserved @2010 created by Paling Indonesia | Artikel Budaya Indonesia - Karya Cipta Indonesia | Tentang Kami | Kontak Kami

Related Links:

Togel178

Pedetogel

Sabatoto

Togel279

Togel158

Colok178

Novaslot88

Lain-Lain

Partner Links