Bantimurung Objek Wisata Terbaik di Sulawesi Selatan
Bila anda adalah penggemar wisata alam perbukitan yang dipadu pesona air terjun dan nilai sejarah, maka Bantimurung harus menjadi tujuan wisata anda berikutnya. Keragaman hayati dan keindahan pesona alamnya menjadikan Bantimurung objek wisata terbaik di Sulawesi Selatan.
Asal muasal nama Bantimurung sendiri cukup beragam. Namun yang terpopuler adalah bahwa nama Bantimurung ini diberi oleh Karaeng Simbang, kepala kerajaan Simbang yang terpana pada kucuran air yang sangat deras dan bergemuruh yang ditemukannya di tengah hutan. “Benti” dalam bahasa bugis halus berarti air, dan “merrung” berarti bergemuruh. Pada akhirnya, Benti Merrung berubah bunyi menjadi Bantimurung.
Bagaimana ke Bantimurung
Taman Nasional Bantimurung berada sekitar 20 kilometer dari Bandara Hasanuddin atau 50 kilometer dari Kota Makassar ke arah utara. Perjalanan dengan mobil pribadi dari pusat kota Makassar akan memakan waktu kurang lebih 1 jam. Pilihan terbaik adalah melalui jalan tol Reformasi ke arah gerbang tol Biringkanaya, Mandai lalu lanjutkan perjalanan menuju kota Maros. Dari kota Maros, anda sudah bisa tiba di Taman Nasional Bantimurung dalam 10 menit.
Transportasi umum juga banyak tersedia. Pilihan paling populer adalah mobil angkutan umum atau yang biasa disebut pete-pete oleh masyarakat lokal. Yang harus anda ingat adalah kota Maros sebagai patokan tujuan perjalanan. Dari kota Maros, anda sudah bisa mencapai Bantimurung dalam 15 menit menggunakan pete-pete jurusan Bantimurung.
Bila anda berangkat bersama rombongan, maka pilihan terbaik adalah menggunakan mobil yang disewa harian. Anda juga bisa menggunakan taksi langsung dari Makassar dengan menyiapkan biaya sekitar Rp 140.000.
Bentangan Karst Terluas Dan Gua Prasejarah
Karst adalah kumpulan bebatuan kapur yang membentuk formasi pegunungan. Kawasan karst Bantimurung adalah yang terluas kedua di dunia. Salah satu keunggulannya adalah formasi karstnya yang menjulang ke atas (tower karst). Ada yang berdiri sendiri maupun berjejer membentuk kelompok pegunungan yang diantarai oleh permukaan datar. Tidak seperti kebanyakan kawasan karst lain yang berbentuk kerucut. Saya sendiri pernah mengikuti pelatihan “tactical vertical rescue” di salah satu tebing karst Bantimurung bersama tim SAR dan Basarnas dari Jakarta selama beberapa hari. Dan kami semua sepakat bahwa kualitas karst di Bantimurung adalah salah satu yang terbaik di Indonesia.
Setidaknya terdapat 268 gua yang terbentuk di kawasan ini. Gua Leang Leaputte menjadi yang terdalam dengan kedalaman 260 meter dan yang terpanjang adalah Gua Salukan Kallang dengan perkiraan panjang keseluruhan 27 kilometer. Gua-gua ini mungkin masih kurang familiar bagi wisatawan, namun bagi para cave diver, ini sudah menjadi destinasi yang populer. Sudah banyak ekspedisi cave diving dilakukan di gua-gua Bantimurung.
Di antara gua rekreasional yang paling sering dikunjungi wisatawan adalah Gua Batu dan Gua Mimpi. Gua-gua ini sangat kaya dengan stalakmit, stalaktit, helektit, flowstone, pilar dan sodastraw yang sangat memukau. Di Gua Batu inilah konon dikuburkan raja Bantimurung. Untuk bisa menelusuri ke gua-gua ini, anda cukup merogoh kocek Rp 5000 sampai Rp 10.000 untuk biaya menyewa 1 buah senter besar. Bantuan pemandu lokal juga akan anda butuhkan sebagai penunjuk jalan sekaligus narator selama anda menelusuri gua. Para pemandu ini biasanya akan meminta biaya Rp 25.000 hingga Rp 50.000 untuk menjadi penunjuk jalan anda.