Belajar Dari Kisah Arjunawiwaha
Selain kaya akan pesona budaya serta kekayaan alamnya, sebagai negara yang berbudaya Indonesia juga dikenal kaya akan kisah serta mitologi yang memiliki nilai-nilai kehidupan yang luhur. Diantaranya bahkan sangat melegenda dan dipegang teguh oleh masyarakat yang mempercayainya. Salah satunya adalah kisah Arjunawiwaha.
Arjunawiwaha atau dikenal dengan Kakawinan Arjunawiwaha merupakan karya sastra yang ditulis oleh Mpu Kanwa pada masa pemerintahan Prabu Airlangga di Jawa timur. Kakawinan Arjunawiwaha sendiri merupakan sebuah kisah yang menceritakan seorang pemuda bernama Arjuna.
Arjuna merupakan pemuda yang sedang bertapa di Gunung Mahameru. Di sisi lain khayangan sedang mengalami kondisi sulit karena ulah seorang raksasa yang akan menyerang. Para dewa pun memutuskan meminta bantuan kepada seorang manusia yang tak lain adalah arjuna.
Namun sebelum melaksanakan tugasnya, Arjuna pun harus melalui beberapa ujian yang sengaja diberikan para dewa demi hasil yang diharapkan. Maka tujuh bidadari pun diturunkan untuk merayu Arjuna yang sedang dalam pertapaan. Ternyata rayuan dan kecantikan para bidadari pun tidak dapat mengalahkan kesungguhan hati arjuna saat bertapa.
Ujian selanjutnya pun dikirimkan kepada Arjuna. Kali ini Batara Indra sendiri yang menguji dengan menyamar sebagai seorang resi tua yang pikun dan bungkuk. Sang resi tua pun menghampiri Arjuna untuk melihat apakah Arjuna akan membantunya atau tidak. Ternyata Arjuna menghentikan pertapaannya dan menghampiri sang resi tua tersebut.
Merasa puas dan yakin akan kehebatan Arjuna, akhirnya resi tua tersebut menunjukan wujud aslinya yakni Batara Indra dan menjelaskannya maksud dan tujuannya kepada Arjuna. Dengan ragu, Arjuna pun menyanggupi permintaan tersebut dan berangkat ke khayangan. Singkat cerita Arjuna pun harus bertempur melawan raksasa bernama Niwatakawaca yang ingin menghancurkan khayangan dan merebut bidadari. Dengan anak panah yang diluncurkan oleh Arjuna ke mulut Niwatakawaca dan seketika itu pula raksasa jahat tersebut dapat dikalahkan.
Sebagai penghargaan para dewa terhadap keberanian Arjuna, maka ia dinikahkan oleh ketujuh bidadari cantik dari khayangan. Ia pun menikmati hari-harinya di khayangan bersama para bidadari cantik. Namun ternyata ia tetap resah karena keinginannya berkumpul dengan sanak saudara. Keluh kesahnya selama di khayangan pun ia tuangkan kedalam syair yang dipercaya menjadi asal-usul Kakawinan Arjunawiwaha ini. Ia pun memohon diri dengan meninggalkan khayangan dan tinggal bersama saudara-saudaranya.
Lebih dari sekedar budaya, kisah Arjunawiwaha memang menjadi legenda dalam masyarakat terutama dalam budaya Jawa. Kisah yang sering ditampilkan di lakon pewayangan, relief dan lainnya ini memang mengandung nilai moral yang tinggi. Makna tentang kesabaran, pengabdian, berbuat kebaikan, dan keteguhan hati seorang Arjuna memang tersirat dalam kisah ini. Hal ini juga sejalan dengan nilai luhur yang selama ini tumbuh dalam budaya Indonesia.
photo courtesy of @dyakimec http://www.panoramio.com