Ekowisata Mangrove, Alternatif Spot Liburan di Surabaya
Ternyata apabila hutan bakau atau yang dikenal dengan hutan mangrove bisa dikelola dengan baik, bisa menjadi objek wisata menarik untuk keluarga. Selain murah meriah, juga dapat mengajarkan kepada anak-anak mengenai betapa pentingnya ekosistem hutan bakau untuk menopang kehidupan manusia. Salah satunya di Surabaya, tepatnya daerah Wonorejo, Surabaya Timur, terdapat Ekowisata Mangrove yang menurut kabar rencananya akan dikembangkan menjadi objek wisata andalan di ibukota Provinsi Jawa Timur.
Memang satu-satunya jalur menuju objek wisata ini masih bebatuan dan belum diaspal dengan baik. Masih belum adanya investor yang melirik untuk mengembangkan objek wisata ini, mengakibatkan pengelolaan objek ini masih belum maksimal dan terlihat setengah hati. Tapi tak apalah, semoga saja ada investor yang berminat untuk mengelola tempat ini menjadi objek wisata yang komersial namun tetap menjaga kelestarian alam hutan mangrove dan ekosistem didalamnya.
Fasilitas yang terdapat di Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya ternyata sudah cukup lengkap. Tempat parkir yang luas untuk mobil dan sepeda motor, warung makan, hingga penjual makanan kecil dan toilet umum. Nah, di sini ada dua pilihan untuk Anda menikmati pemandangan alam hutan mangrove yang gratis dan berbayar. Jika Anda memilih yang tidak berbayar atau gratis, Anda bisa melalui jalan setapak sejauh sekitar 500 meter menyusuri pinggiran sungai. Dari tempat ini Anda bisa menikmati hijaunya hutan mangrove, bisa dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda. Banyak juga yang menggunakan tempat ini sebagai tempat untuk pengambilan foto pre wedding, mancing atau sekedar duduk santai bersama kelaurga atau teman. Sayangnya di jalan setapak yang terbuat dari kayu ulin dan batang-batang pohon bakau banyak coretan dari tangan-tangan orang yang tidak bertanggungjawab.
Pilihan menikmati keindahan hutan mangrove lainnya yaitu dengan menyewa perahu seharga Rp 25.000,-/orang. Terdapat dermaga kecil di pintu masuk objek wisata yang letaknya di pinggiran sungai. Perahu yang mengantarkan kita menuju ke muara sungai dan langsung berjumpa dengan laut bagian timur Surabaya, muat sekitar 20 orang dewasa. Tips saya, jangan lupa untuk membawa makanan dan minuman karena saat singgah di pondok di muara sungai, tidak menjual makanan dan minuman. Perjalanan sekitar 30 menit dari dermaga hingga muara sungai, hutan bakau yang masih alami dengan berbagai macam hewan yang hidup didalamnya menjadi pemandangan sepanjang perjalanan.
Tiba di pondok bambu yang sengaja dibangun untuk tempat peristirahatan bagi pengunjung dan sebagai salah satu spot andalan ekowisata hutan mangrove ini. Ada dua pondok yang dibangin dengan jarak yang berdekatan. Satu diantaranya dibangun 2 tingkat sehingga dari lantai bagian atas, kita dapat melihat pemandangan hutan bakau secara keseluruhan dan laut lepas. Sebelum menuju ke kedua pondok tersbeut, Anda harus melalui jalan setapak yang terbuat dari anyaman bambu atau yang sering disebut bedeg. Jangan heran saat melalui jalan setapak ini, karena pemandangan yang indah dan alami dapat Anda nikmati. Teduh dan hijau dengan hembusan angin laut membuat panas terik matahari tidak terasa saat melalui jalan yang menyerupai terowongan bakau ini.
Berwisata murah sambil belajar untuk menghargai lingkungan menjadi salah satu pilihan rekreasi bersama keluarga di Surabaya. Di tengah banyaknya mall, apartemen, dan perumahan yang dibangun, ternyata masih ada sisa hutan alami yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem.