Menelusuri Jejak Megalitikum di Pulau Nias
Sebagai negara besar, Indonesia memiliki kisahnya yang unik. Beragam produk budaya, keseinan serta tradisi dan adat istiadat yang ada saat ini tak pernah terlepas dari kisah para leluhur sebagai pendahulu yang memelihara kelangsungan bumi nusantara. Jejaknya hingga saat ini masih tersisa dan sebagai bukti kebesaran dan keanekaragaman bangsa Indonesia, salah satunya di Pulau Nias.
Pulau Nias sendiri memang unik, masyarakatnya yang masih memegang teguh adat serta tradisi leluhur. Tak heran, benda-benda peninggalan masa megalithikum masih tersimpan dengan baik tepatnya di Museum Pusaka Nias Gunung Sitoli.
Di Museum Pusaka Nias terdapat beragam koleksi peninggalan budaya Nias kuno mulai dari alat rumah tangga, patung-patung megalithikum baik dari kayu ataupun batu, perhiasan, senjata tradisional, mata uang, pakaian perang hingga simbol-simbol kebangsawanan lengkap dengan rumah adat Omo Hada.
Museum Pusaka Nias memang salah satu tempat dimana jejak megalithikum masih dapat ditemukan. Namun tidak hanya itu, jejak megalithikum juga masih banyak dijumpai di ibukota Nias Selatan yakni di Teluk Dalam yang berjarak 120 km di Gunung Sitoli.
Letaknya yang berada di medan yang cukup sulit untuk ditempuh memang membuat tempat ini jarang dikunjungi orang. Ditempat ini, artefak-artefak serta bebatuan era megalithikum sangat mudah untuk dijumpai. Disinyalir, tempat ini merupakan pemukiman pertama leluhur orang Nias. Meski terletak di perbukitan, tidak sedikit area datar sehingga memudahkan untuk bermukim dan bercocok tanam di tempat ini.
Arca-arca batu berusia ratusan tahun bisa dijumpai di halaman-halama rumah penduduk. Pemandangan ini juga jamak karena di dalam rumah warga dapat ditemui arca yang berwujud manusia dan hewan. Biasanya arca berwujud manusia merupakan representasi leluhur masa lalu, sedangkan arca berbentuk hewan biasanya merujuk pada reptil.
Baragam Arca yang dijumpai biasanya peninggalan sejarah yang berusia hingga ratusan taun lebih. Pahatan-pahatan batu masih tersimpan rapi. Masyarakat Nias benar-benar menyadari bagaimana menghormati dan menjaga warisan budaya dengan baik.
Kekayaan megalithikum memang masih terdapat di Pulau Nias. Sebagian besar memiliki nilai seni serta historis yang tinggi mengingat usianya yang ratusan tahun. Namun ironisnya, tidak sedikit dari peninggalan tersebut menghilang. Bukan karena masyarakat Nias, melainkan para penyelundup serta pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Sebagai kekayaan seni budaya serta sejarah bangsa, sudah sepatutnya beragam peninggalan leluhur ini dijaga keberadaannya.