Menggali Lebih Dalam Falsafah Budaya Jawa
Setiap kebudayaan, dimanapun pasti memiliki falsafahnya masing-masing, terlebih lagi pada budaya Jawa. Hal tersebut kerap menjadi pedoman masyarakat dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Falsafah dimaksud juga sering dianggap menjadi sebuah nilai luhur yang mampu menjaga keharmonisan dalam kehidupan.
Dalam falsafah Jawa, pada dasarnya terdapat 5 poin yang menjadi pedoman saat seorang manusia menjalani kehidupan didunia. Lima falsafah tersebut adalah Kukilo (Burung), Wanito (Wanita), Curigo (Waspada), Turonggo (Kuda), dan Wismo (Rumah). Kelima falsafah ini dipercaya sebagai acuan dasar dalam budaya Jawa agar hidup harmonis.
Kukilo atau Burung merupakan refleksi dari kebiasaan masyarakat Jawa pada umumnya. Masyarakat Jawa pada umumnya selalu memelihara burung yang dijadikan hewan peliharaan. Hal ini dimaksudkan karena burung memiliki suara yang indah. Hal ini merupakan filosofi agar setiap tindak tanduk serta ucapan yang terucap dapat memberikan ketenangan bagi orang disekitarnya.
Wanito atau yang berarti wanita dipandang dalam budaya Jawa secara universal dan melambangkan kelembutan serta cinta kasih dan perasaan sayang. Hal ini jelas menjadi pedoman masyarakat Jawa agar dapat memberikan rasa kelembutan, cinta kasih dan rasa sayang kepada sesama makhluk ciptaan Tuhan.
Poin lain yang menjadi falsafah bagi masyarakat Jawa adalah Curigo atau waspada dimana setiap manusia diwajibkan untuk selalu waspada dalam setiap langkah yang ia ambil dalam kehidupan. Curigo juga dapat diartikan sebagai sikap patuh kepada Tuhan yang menjadi pencipta atas segala waktu yang diberikan.
Turonggo dalam kata lain berarti kuda juga merupakan falsafah dalam kebudayaan Jawa. Filosofinya pun mendalam karena Turonggo diartikan sikap pengendalian dalam tubuh layaknya pengendalian yang dilakukan saat menunggang kuda. Dalam kehidupan hal ini berarti mengendalikan diri akan segala nafsu, ego, serta amarah.
Falsafah terakhir adalah Wismo atau berarti rumah. Rumah disini memiliki filosofi ‘kembali’. Dimana siapapun manusia, sehebat apapun dia diluar sana, nantinya akan kembali kerumah sebagai manusia biasa sesuai kodratnya. Artinya manusia harus saling menghormati satu sama lain, mengikat persaudaraan serta sillahturahmi antar sesama.
Budaya Jawa memang bukan sekedar menampilkan keindahan seni dan juga pesona tradisi yang eksotis. Lebih dari hal tersebut, didalamnya terkandung nilai-nilai serta falsafah kehidupan yang menjadi pedoman hidup. Hal ini juga menjadi kekayaan atas keragaman budaya Indonesia dimana tumbuh menjadi nilai luhur dan jati diri bangsa Indonesia.
photo courtesy of http://viantorodesign.blogspot.com
Comments
makasih banyak atas ulasan yang menarik dan mampu terpahami.
9 months agobatik sudah menjadi universal clothes Indonesian in the word.. salut . kemarin sy smpat mau belajar mbatik, sdh mau beli alat batik di Jogja, terkendala jarak . heee
8 months ago