Mengungkap Warisan Purbakala Di Situs Sangiran
Indonesia memiliki begitu banyak warisan sejarah. Bahkan beberapa diantaranya telah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Salah satu yang juga menjadi warisan dunia adalah Situs Sangiran. Situs yang terletak di Sragen, propinsi Jawa Tengah ini memang masih terdengar asing oleh sebagian masyarakat Indonesia dibanding dengan dua warisan dunia lainnya, Candi Prambanan dan Candi Borobudur, kendati tidak kalah berharga dibanding kedua candi tersebut.
Situs arkeologi di Jawa ini memiliki luas 48 km² dan terletak 15 kilometer sebelah utara Surakarta di lembah Sungai Bengawan Solo dan kaki Gunung Lawu. Situs ini ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO pada 1996. Situs Sangiran menyimpan puluhan ribu fosil dari jaman pleistocen ( + 2 juta tahun lalu). Fosil-fosil yang berumur ribuan tahun ini merupakan 65 % fosil hominid purba di Indonesia dan 50% di seluruh dunia. Hingga saat ini telah ditemukan lebih dari 13.685 fosil 2.931 fosil ada di Museum, sisanya disimpan di gudang penyimpanan.
Selain Jumlah fosil yang dimiliki Situs Sangiran memiliki keistimewaan lainnya yakni berdasarkan penelitian para ahli Geologi dulu pada masa purba, tempat ini merupakan hamparan lautan. Akibat proses geologi dan akibat bencana alam letusan Gunung Lawu, Gunung Merapi, dan Gunung Merbabu, Sangiran menjadi sebuah daratan. Hal tersebut dibuktikan dengan lapisan-lapisan tanah pembentuk wilayah Sangiran yang sangat berbeda dengan lapisan tanah di tempat lain. Tiap-tiap lapisan tanah tersebut ditemukan fosil-fosil menurut jenis dan jamannya. Sebagai contoh, Fosil Binatang Laut banyak diketemukan di Lapisan tanah paling bawah, yang dulu merupakan lautan
Tidak sulit untuk mencapai Situs Sangiran ini, Dari bandara Adi Sumarno Solo anda tinggal menempuh perjalanan darat sekitar ± 20 km ke arah utara. Situs ini memiliki museum dengan fasilitas ruang pameran (fosil manusia, binatang purba), laboratorium, gudang fosil, ruang slide dan kios-kios souvenir khas Sangiran. Cukup dengan mengeluarkan uang sebesar Rp. 6000,- anda dapat menambah wawasan tentang kehidupan purbakala disini.
Namun yang sangat disayangkan adalah antusiasme dari masyarakat Indonesia itu sendiri terlihat sangat kurang, terbukti dari pengunjung yang datang didominasi oleh turis asing. Padahal seharusnya kita bangga dengan Warisan Dunia yang tidak semua Negara bisa mendapatkan kehormatan tersebut. Selain itu, Situs Sangiran juga terancam dengan adanya penjualan fosil purbakala secara ilegal. Luasnya area ini mempersulit kontrol yang dilakukan. Seringkali warga sekitar menemukan beberapa fosil ketika bertani dan dijual kepada makelar. Itu sebabnya banyak fosil berharga yang lepas dari catatan sejarah. Padahal fosil di Situs Sangiran ini dinilai sangat penting karena dianggap memiliki masa hunian terlama diantara situs-situs lain di seluruh dunia.