Menikmati Itiak Lado Mudo di bawah Pesona Ngarai Sianok
Bagi sebagian orang penikmat kuliner khas Sumatera Barat, itiak lado mudo bukanlah sesuatu yang asing lagi. Gulai bebek muda yang direndam dalam kuah penuh cabai hijau memang menawarkan rasa yang luar biasa. Sensasi gurih pedasnya sulit untuk dilupakan begitu saja. Itulah yang menjadi andalan Rumah Makan Gulai Itiak Lado Mudo di Ngarai Sianok, Bukit Tinggi Sumatera Barat. Warung yang berlokasi di jalan Ngarai-Binuang itu tidak hanya memiliki resep turun temurun yang lezat luar biasa. Tetapi juga menawarkan pemandangan indah karena terletak persis di bawah keindahan Ngarai Sianok. Pesona kuliner dan pemandangan indah yang ditawarkan menjadi daya tarik tersendiri bagi rumah makan ini.
Sensasi pedas dari itiak lado mudo ini tentu saja dihasilkan dari cabai yang digunakan untuk merendam bebek tersebut. Bisa dibayangkan setiap satu ekor bebek dimasak bersama 0,5 kilogram (5 ons) cabai hijau kering. Bila dianalogikan satu ekor bebek dipotong menjadi 4 porsi, maka setiap satu potongnya dimasak bersama 1,25 ons cabai. Pedas yang dihasilkan juga terasa kontras dengan sensasi dinginnya udara dari Bukit Tinggi.
Rahasia kelezatan itiak lado mudo ini tentunya bukan hanya terdapat pada cabai yang digunakan, tetapi juga rempah lain yang menjadi campuran bumbu masakan ini. Bumbu tersebut terdiri dari bawang merah, bawang putih, kunyit, dan lengkuas yang dihaluskan bersama cabai. Selain itu, pemilihan bebek yang tepat juga menjadi kunci masakan ini. Bebek yang dipilih adalah bebek muda yang berusia 6 bulan. Hal itu dikarenakan bebek usia tersebut lebih empuk dagingnya. Bebek yang sudah dipotong dan dibersihkan dibakar untuk menghilangkan bulu yang menempel. Setelah itu, bebek digodok dengan bumbu racikan selama 48 jam atau satu hari satu malam penuh. Hal itu membuat bumbu tadi benar-benar meresap ke dalam lapisan daging.
Cukup merogoh kocek 25 ribu rupiah untuk dapat menyantap satu porsi kelezatan itiak lado ijo mudo di rumah makan ini. Rumah makan yang telah berdiri sejak 1968 ini adalah milik pasangan Nur’aini dan Anwar yang awalnya hanya menjual pecel lontong. Berawal dari mencoba melestarikan resep keluarga, pasangan ini menjual makanan ini ke tetangga sekitar. Promosi yang dilakukan juga hanya dari mulut ke mulut. Namun karena kelezatannya itiak lado mudo ini terkenal dan didatangi banyak orang. Bahkan rumah makan ini sudah dijadikan sebagai acuan refeerensi wisata kuliner di daerah Sumatera Barat.
Menikmati itiak lado mudo di Rumah Makan milik Bu Nur’aini ini memang tiada duanya. Meskipun sudah banyak rumah makan dengan resep serupa, namun para pelanggannya tetap setia menikmati makanan di tempat Bu Nur’aini. Selain resepnya yang turun temurun dan terbukti kelezatannya, menikmati itiak lado mudo di tempat ini terasa lengkap ditambah dengan sejuk dan indahnya pesona Ngarai Sianok.