Menilik Koleksi Benda Seni Warisan Bangsa di Museum Seni Rupa dan Keramik
Sebuah pepatah lama mengatakan bahwa suatu bangsa yang besar adalah bangsa yang masyarakatnya bisa menghargai dan menjaga warisan budaya yang dimilikinya. Dalam arti yang luas, menjaga warisan budaya juga tercermin lewat pelestarian koleksi benda-benda yang memiliki nilai seni tinggi, seperti yang dilakukan oleh Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta.
Bagi sebagian orang, Museum Seni Rupa dan Keramik bisa jadi merupakan museum yang cukup populer. Tapi bagi sebagian orang, terutama bagi orang-orang di luar Jakarta, museum ini bisa jadi menjadi salah satu tempat yang namanya jarang terdengar. Sebetulnya apa saja sih yang ada di dalam Museum Seni Rupa dan Keramik tersebut.
Dikutip dari berbagai sumber, Museum Seni Rupa dan Keramik menyimpan koleksi benda seni berbagai masa dan dari berbagai bangsa. Ratusan benda seni baik dalam bentuk keramik, lukisan, ukiran, pahatan, dan lain sebagainya disimpan dalam museum yang memiliki struktur bangunan seperti bangunan bangsa Romawi tersebut.
Ya, jika Anda berkunjung ke museum yang terletak di Jalan Pos Kota No. 2, Jakarta Barat (lebih populer dengan nama Kompleks Kota Tua/Taman Fatahillah) ini, Anda akan terpana dengan bagian muka museum. Delapan pilar berukuran besar berjejer rapi layaknya sebuah gedung pengadilan di zaman dahulu. Tapi uniknya, ciri khas pilar-pilar tersebut ternyata cukup mencerminkan sejarah Museum Seni Rupa dan Keramik itu yang dahulunya memang digunakan sebagai Lembaga Peradilan tertinggi Belanda (Raad van Justite).
Museum yang juga pernah dijadikan asrama militer KNIL pada masa pendudukan Jepang ini dibangun sekitar tahun 1870. Menurut informasi, sebelum menjadi tempat penyimpanan koleksi benda seni seperti saat ini, museum ini juga pernah berubah fungsi menjadi Kantor Walikota Jakarta, hingga menjadi Kantor Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta.
Museum yang sejak 10 Januari 1972 ditetapkan sebagai salah satu bangunan bersejarah ini menyajikan koleksi dari hasil karya seniman-seniman Indonesia sejak kurun waktu 1800-an hingga sekarang. Ketika sudah melewati delapan pilar pada bagian muka museum, Anda kemudian akan menemui sebuah pintu besar dengan patung Sindudarsono Sudjojono (Bapak Seni Lukis Modern Indonesia) dan Raden Saleh Syarif Bustaman (perintis seni rupa Indonesia modern) di kanan-kirinya.
Museum yang buka setiap hari Selasa – Minggu ini menyimpan rapi berbagai karya seni rupa dari berbagai bahan dan teknik seperti patung, totem kayu, grafis, sketsa, dan batik lukis. Koleksi unggulan di bagian seni rupa ini diantaranya adalah lukisan “Pengantin Revolusi” karya Hendra Gunawan, “Bupati Cianjur” karya Raden Saleh, “Ibu Menyusui” karya Dullah, hingga “Potret Diri” karya Affandi.
Di bagian penyimpanan koleksi seni benda berbahan keramik, Anda bisa menemukan seni kreatif kontemporere dari mancanegara seperti keramik dari Tiongkok, Thailand, Vietnam, Jepang, dan Eropa. Keramik yang berasal dari abad 16 sampai abad 20 dengan berbagai bentuk dan motif unik ini dijamin memanjakan mata Anda dan dijamin membuat Anda ingin membawa pulang salah satunya untuk menghiasai rumah Anda.
Tak kalah indah dan bernilai seni tinggi, Museum Seni Rupa dan Keramik juga menyimpan koleksi keramik buatan asli Indonesia, baik dari Aceh, Medan, Palembang, Lampung, Jakarta, Bandung, purwakarta, Yogyakarta, Malang, Bali, dan Lombok. Selain itu, museum ini juga mampu menyampaikan pesan edukasi soal seni rupa dan keramik lewat penyediaan perpustakaan. Melalui perpustakaan khusus ini, kita bisa membaca buku-buku seni rupa dan keramik yang bisa dijadikan panduan tentang seni rupa.
Museum Seni Rupa dan Keramik bisa menjadi alternatif tempat wisata keluarga. Selain tiket masuknya yang terbilang murah (sekitar Rp 2,000,-), museum ini juga memiliki halaman yang cukup asri dengan pohon-pohon hijau menghiasi serta bangku-bangku di pojoknya, sehingga cocok untuk dijadikan tempat wisata dengan nilai edukasi yang tinggi.
Comments
sejarah yg bagus dan hasil karyanya luar biasa.. I like art
8 months ago