Pantai Tamarunang: Riwayatmu Kini
Hari mulai senja ketika saya berkunjung ke Pantai Tamarunang. Kebetulan pantai ini berjarak sekitar 1 KM dari rumah orang tua di Kelurahan Pabiringa Kabupaten Jeneponto. Pantai ini sudah tak seperti dulu lagi. Teringat masa-masa sebelum memasuki tahun 2000, pantai ini menjadi salah satu objek wisata menarik dan banyak dikunjungi baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Pantai Tamarunang dahulunya adalah objek wisata yang menarik banyak perhatian. Pantai tamarunang selain menjadi wisata alam permandian, juga dipakai sebagai arena pacuan kuda. Hampir setiap hari minggu diadakan pacuan kuda di tempat ini. Tapi kini sudah menjadi tinggal kenangan. Kawasan ini sekarang menjadi resort hotel bagi setiap pendatang dari luar Jeneponto.
Potret pantai Tamarunang Hari ini:
Hamparan pantai Tamarunang kini menjadi ladang budidaya rumput laut oleh warga nelayan yang beralih profesi menjadi petani rumput laut. Abrasi pantai dan kenaikan permukaan air laut sangat jelas. Bendungan yang dibangun hancur oleh ganasnya ombak. Pemecah ombak yang dipasang pada awal tahun sembilan puluhan sudah tidak berfungsi lagi.
Terumbu karang di kawasan pantai ini sudah dalam kategori rusak parah. Terumbu karang hancur mengalami pengapuran akibat suhu yang cukup panas di kawasan ini. Paling mengerikan dampak abrasi pantai yang menghancurleburkan bendungan pembatas pantai dan merusak sebagian empang para warga sekitar.
Sungguh saya melihat ini sebagai salah satu kemurkaan alam akibat ulah sebagian manusia yang merusak alam seperti pengrusakan hutan dan efek rumah kaca. Sudah saatnya dan mulai dari diri kita sendiri untuk melestarikan dan menjaga alam dengan sebaik-baiknya. Bumi yang kita tempati hari ini bukan warisan untuk anak cucu kita tapi bumi yang kita tempati adalah tempat yang kita pinjam dari anak cucu kita di masa depan. Salam lestari.