Sate Lilit yang Tidak Melilit
Kuliner tanah air nampaknya tidak bisa dipisahkan dengan sate. Selain sate yang dengan mudah kita temukan hampir di seluruh pelosok seperti sate kambing dan sate ayam, masing-masing daerah memiliki jenis sate yang khas berasal dari daerah itu sendiri, sebut saja misalnya sate maranggi di daerah Purwakarta atau sate klatak di Yogyakarta. Di Bali kita mengenal sate lilit.
Kalau anda belum mengenalnya, sebaiknya anda menyempatkan diri untuk mencicipinya di kunjungan anda berikutnya, karena sate lilit merupakan salah satu kuliner Bali yang sangat populer, baik di kalangan masayarakat Bali sendiri maupun di kalangan turis, termasuk turis mancanegara. Sate lilit dengan mudah dapat kita temukan dari pedagang yang berjualan ala kaki lima, warung makan, sampai restoran papan atas termasuk yang merupakan bagian dari hotel bintang lima.
Gurihnya sate lilit dapat dinikmati siapa saja, termasuk mereka yang beragama Islam, karena pada umumnya sate lilit terbuat dari daging ikan laut. Di tempat-tempat tertentu ada juga sate lilit berbahan daging ayam dan daging babi, tetapi secara umum kebanyakan sate lilit berbahan dasar ikan laut. Jika anda ragu, silahkan bertanya terlebih dahulu pada penjualnya. Sebagian penjual sate lilit juga menawarkan sate ikan yang bentuknya lebih mirip dengan sate yang biasa kita kenal, potongan daging ikan yang ditusuk kemudian dibakar, dan pepes daging ikan.
Meskipun namanya sate lilit, jangan berfikir anda akan menemukan bentuk seperti ular yang melilit di tusuk sate. Daging ikan dilumatkan terlebih dahulu kemudian baru “dililitkan” di tusuk sate setelah dicampur dengan berbagai bumbu dan bahan lainnya, sehingga dari bentuknya kelihatan justru lebih mirip perkedel ditusuk. Kata “lilit” berasal dari proses penempelan “luluh”, lumatan daging ikan, bumbu, dan bahan-bahan lainnya, di tusuk sate. Biasanya karena komposisi dagingnya cukup banyak, “luluh” sulit menempel di tusuk sate jika hanya dikepalkan, karena itu cara menempelkannya adalah dengan jumputan kecil-kecil yang ditekankan pada tusuk sate sambil memutarnya pelan-pelan.
Untuk mempermudah penempelan, tusuk sate untuk sate lilit bukan lidi atau batang bambu kecil tetapi dibuat dari pelepah kelapa yang dibelah cukup besar-besar. Di restoran-restoran papan atas, tusuk sate ini sering diganti dengan batang serai, selain nampak lebih cantik, aroma daun serai juga memperkuat cita rasa si sate lilit itu sendiri.
Comments
kuliner indonesia mmg top… I like sate.
10 months agoTernyata sate ikan toh Kreatif banget.
10 months ago