Pada masa pemerintahan Kerajaan Siak Sri Indrapura yang pusat pemerintahannya terletak di Bandar “Senapelan” (Pekanbaru) dan banyak perkembangan telah terjadi. Pasar Bawah yang dibangun oleh Sultan Siak (Sultan Abdul Jalil Mahmuddinsyah tahun 1767) yaitu sebuah pasar baru yang sangat ramai dikunjungi pedagang dan pembeli yang berdatangan dari Pagaruyung,Singapura dan Malaya.
Pasar yang baru dibangun hanya sekali seminggu (sepekan) beroperasinya. Dari nama “Pasar Senapelan” inilah lahir nama Pekanbaru.
Pekan……………..berarti pasar sekali seminggu
Baru……………….berarti baru dibangun saat itu
Sekarang ini penduduk asli Pekanbaru menyebar keseluruh kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru, mereka telah membaur dengan masyarakat pendatang. Oleh karena itulah,dikota Pekanbaru ini kita jarang mendengar kelompok masyarakat menggelar kesenian dan budaya melayu. Akibat dari dampak dan perlembangan serta kemajuan zaman yang seba modern inilah,maka tradisi asli leluhur semakin lama semakin tergusur terlebih lagi masuknya pengaruh budaya asing yang bertentangan dengan kepribadian bangsa. Sadar akan hal tersebut Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bekerjasama dengan Lembaga Adat Melayu Kota Pekanbaru, berusaha mencoba melestarikan kembali tradisi budaya masyarakat Pekanbaru masa lalu. Adapun tradisi/budaya yang telah diangkat adalah Petang Megang/Petang Belimau, Festival Lampu Colok, Ziarah Makam dll.
PETANG MEGANG (PETANG BELIMAU)
Petang Megang adalah suatu petang (sore hari) yang pada esok harinya akan melaksanakan ibadah puasa. Petang Megang (Petang Belimau) sangat dinanti-nantikan oleh masyarakat, ada yang membuat kue,serta masak-masakan khas melayu yang sengaja mereka buat untuk mereka makan. Juga ada makanan yang dikemas dalam bentuk wadah seperti tabak (Khas Indragiri Hulu) yang disi dengan telur dan makanan lain kemudian dihias sedemikian rupa dan diarak keliling hingga ke Sungai Siak. Disamping itu juga ada air rebusan limau purut dicampur dengan serai wangi, ako siak-siak,daun nilam,mayang pinang, dilengkapi dengan irisan bunga rampai. AIr rebusan tersebut digunakan untuk mandi, mandi tersebut dinamakan ” Mandi Belimau” . Pada masa lalu masyarakat Pekanbaru mengadakan Mandi Belimau di Sungai Siak,kala itu kondisi Sungai Siak masih bersih tidak tercemar seperti saat ini.
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN DALAM PETANG MEGANG
- Ziarah Makam (Pemakaman Senapelan)
Ziarah ke para tokoh yang dimakamkan di pemakaman Senapelan,antara lain Tokoh Perintis Kemerdekaan, Tokoh Pemerintah, Tokoh Agama dan Tokoh Budaya, kemudian dilakukan zikir, tahlil dan doa yang dipimpin oleh Imam Mesjid raya Pekanbaru, kemudian dilakukan acara tabur bunga
- Ziarah Makam Disamping Mesjid Raya Pekanbaru (Makam Pendiri Kota Pekanbaru Sultan ABd. Jalil Alamuddinsyah)
Ziarah Makam Disamping Mesjid Raya Pekanbaru yaitu Makam Pendiri Kota Pekanbaru Sultan Abd. Jalil Alamuddinsyah, yang diawali dengan penjelasan singkat mengenai sejarah makam pendiri Kota Pekanbaru dan Makam Lainnya oleh LAM (Lembaga Adat Melayu) Pekanbaru. Dan kemudian dilakukan doa arwah untuk para arwah pendiri Kota Pekanbaru dan keluarganya oleh Imam Mesjid Raya Pekanbaru
- Shalat Ashar Berjamaah di Mesjid Raya
- Arak-arakan mandi Belimau
Peserta pawai diarak emnuju tepian Sungai Siak diiringi lagu melayu serta iringan kompang dan rebana.
- Acara Puncak Mandi Belimau
Diawali dengan beberapa Tarian Melayu, kemudian dilakukan secara simbolis pembukaan acara petang megang dengan dilakukan pemukulan Bedug oleh Walikota Pekanbaru dan Gubernur Riau. Setelah itu dilakukan acara mandi belimau dan secara simbolis dilakukan pengguyuran terhadap beberapa anak yatim yang ada di pekanbaru, dan kemudian dilakukan Lomba menangkap itik. Dan para peserta melanjutkan dengan bersih-bersih atau mandi di Sungai Siak