Upacara Adat Rambu Solo
Lain ladang, lain belalang. Lain daerah, lain pula upacara adat yang dilaksanakannya. Salah satu daerah di Indonesia yang terkenal akan kekayaan budayanya adalah Tana Toraja. Daerah yang terletak di Propinsi Sulawesi Utara ini memiliki dua upacara adat besar yaitu Rambu Solo dan Rambu Tuka. Nah, untuk kali ini, mari telusuri lebih dalam mengetahui upacara adat Rambu Solo.
Rambu Solo adalah sebuah upacara pemakaman adat. Menghelat upacara ini hukumnya wajib bagi keluarga yang ditinggalkan sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada anggotanya yang telah meninggal yang biasa dilaksanakan pada siang hari. Walau upacara adat, kemeriahannya tergantung pada golongan masyarakat yang meninggal. Untuk golongan nonbangsawan biasanya dilangsungkan selama 2-3 hari. Untuk kaum bangsawan, upacara bisa memakan waktu hingga dua minggu.
Kuburan bagi jasad dibuat di bagian atas tebing tinggi di bukit batu. Konon menurut kepercayaan Aluk To Dolo (kepercayaan yang berkembang di Toraja sebelum masuknya Nasrani dan Islam), semakin tinggi tempat jenazah diletakkan, semakin cepat pula rohnya sampai ke nirwana.
Namun, sebelum keluarga jenazah memotong kerbau sesuai aturan adat, jenazah tersebut tidak boleh dikuburkan terlebih dahulu. Oleh karena itu, tak jarang jasadnya disimpan bertahun-tahun di Tongkonan (rumah adat Toraja) hingga pihak keluarga berhasil memotong hewan sesuai ketentuan adat. Jumlah kerbau yang dipotong untuk upacara ini pun beragam. Bagi keluarga bangsawan, kerbau yang dipotong mencapai 24-100 ekor, sedangkan nonbangsawan diharuskan memotong 8 ekor kerbau ditambah 50 ekor babi.
Masyarakat Toraja percaya, orang yang sudah meninggal tidak lantas disebut ‘mati’. Sebelum diadakan Rambu Solo, orang itu dianggap ‘sakit’ sehingga masih diperlakukan layaknya orang yang masih hidup. Tak jarang orang tersebut mendapat perawatan seperti orang yang masih hidup. Hal-hal yang biasa dilakukan orang itu terus dijalankan seperti biasa.
Jika upacara akan dilangsungkan, jenazah dipindahkan dari rumah duka menuju Tongkonan pertama yaitu Tongkonan di mana ia berasal. Di sana dilaksanakan upacara Ma tinggoro Tedong yaitu penyembelihan kerbau dengan sekali tebas. Kerbau yang akan disembelih ditambatkan pada batu bernama Simbuang Batu. Daging kerbau hasil tebasan kemudian dipotong dan dibagi-bagikan kepada orang-orang yang hadir dalam upacara.
Comments
Lestarikan terus kebudayaan yang ad di Indonesia!
1 years agoUpacara pemakaman yang megah dan mahal. Ingin sekali waktu terbang ke Tana Toraja untuk meliputnya.
11 months ago