Wayang Kulit, Sebuah Identitas Bangsa
Indonesia merupakan bangsa yang luas dengan kondisi geografis yang beragam. Hal tersebut menyebabkan Indonesia memiliki banyak keanekaragaman etnis suku dan mata pencaharian. Tak heran kebudayaan yang dihasilkan pun beragam. Salah satunya adalah wayang kulit yang merupakan sebuah kebudayaan yang berkembang terutama di Pulau Jawa dan Bali. Kesenian yang sudah berakar sejak zaman prasejarah yakni sekitar 1500 tahun sebelum masehi ini juga dipercaya sebagai pengaruh dari kepercayaan animisme yang dulu berkembang di bumi nusantara.
Wayang sendiri berasal dari kata Ma Hyang yang berarti menuju kepada yang esa. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga berperan sebagai narator dialog dari tokoh-tokoh wayang itu sendiri. Biasanya kesenian ini dipentaskan dengan diiringi oleh music gamelan yang dimainkan oleh sekelompok nayaga dengan tembang yang dilantunkan oleh para pesinden.
Biasanya dalam setiap pementasan wayang kulit, dalang memainkannya dibalik layar yang terbuat kain putih yang disorot lampu listrik atau lampu minyak sehingga para penonton yang berada disisi balik layar dapat tetap melihat pertunjukan.
Cukup sulit untuk dapat memahami alur cerita wayang kulit, apalagi di zaman modern seperti sekarang. pasalnya setiap penonton harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai tokoh-tokoh pewayangan. Biasanya, cerita yang ditampilkan diambil dari naskah Mahabharata dan Ramayana. Namun ada juga dalang yang memainkan lakon gubahan seperti mengambil beberapa cerita dari kisah Panji.
Wayang kulit sendiri biasanya terbuat dari kulit kerbau yang sudah diproses menjadi kulit lembaran. Satu buah wayang memerlukan kulit dengan ukuran sekitar 50×30 cm yang kemudian dipahat dengan besi berujung runcing berbahan baja. Selanjutnya dibuat bagian-bagian lain seperti lengan atas dan siku. Menyambung keduanya biasanya menggunakan sekrup kecil yang terbuat dari tanduk kerbau atau sapi.
Setidaknya ada sebelas jenis wayang berdasarkan daerah asalnya. Diantaranya sudah mengalami kepunahan seperti Wayang Madura. Hal itu dikarenakan minimnya orang-orang yang bisa memainkan serta membuat kesenian wayang kulit ini. Wayang kulit yang sering dimainkan adalah Wayang kulit dari Jawa Timur. Sedangkan di Jawa Barat wayang kulit dikenal dengan sebutan wayang golek.
Meskipun ada gonjang-ganjing mengenai orisinalitas wayang kulit milik Indonesia belakangan ini, namun lembaga dunia UNESCO sudah meresmikan wayang kulit sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada tanggal 7 November 2003 lalu. Hal itu sekaligus mengukuhkan bahwa wayang kulit adalah kebudayaan yang menjadi identitas bangsa Indonesia dimata dunia Internasional.