BJ Habibie, Bapak Teknologi Indonesia
Indonesia tidak hanya memiliki keindahan alam dan juga kebudayaan yang membuat setiap mata terpesona. Diantara jutaan individu yang hidup di bumi nusantara, sebagian menjadi garda terdepan di bidangnya masing-masing. Bahkan tidak jarang diantaranya begitu tersohor hingga ke mancanegara. Salah satunya adalah mantan Presiden Republik Indonesia, Bacharudin Jusuf Habibie.
Berawal dari ketertarikannya di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, ternyata mengantarkan pria kelahiran 25 Juni 19365 ini menjadi Bapak Teknologi Indonesia. Habibie muda memang mendapatkan ilmu pengetahuan yang sangat mumpuni di bidangnya. Masa 10 tahun ia habiskan untuk menyelesaikan pendidikannya hingga program doktor di Aachen, Jerman.
Masa studinya dihabiskan dengan guratan prestasi. Selama lima tahun, ia berhasil menyelesaikan gelar Dilpon-Ingenenieur diploma teknik dengan predikat summa cum laude. Begitu pula masa studi doktoralnya yang berhasil ia raih dengan predikat serupa.
Selama mengenyam pendidikan doktoralnya, ia bekerja di Messerschmitt-Bolko-Blohm atau MMB Hamburg sebagai Kepala Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktur Pesawat Terbang. Kemudian ia menjabat sebagai Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industri pesawat terbang komersial dan militer di MBB.
Kinerjanya yang baik dan prestasi kerjanya yang terus meroket, membuat ia dipercaya sebagai Vice President sekaligus Direktur Teknologi di MMB. Hal tersebut merupakan prestasi tersendiri karena menjadi satu-satunya orang Asia yang berhasil menjadi orang kedua di perusahaan pesawat terbang Jerman. Ia pun memiliki beberapa rumusan teori yang dikenal dalam dunia pesawat terbang seperti “Habibie Factor”, “Habibie Theorem” dan “Habibie Method”.
Berhasil di Jerman tidak membuat ia lupa akan bangsanya sendiri. Pada 1974 atas permintaan dari Presiden Soeharto, ia pun kembali ke tanah air dan mengabdi dengan menjadi penasihat pemerintah di bidang teknologi pesawat terbang dan teknologi tinggi. Empat tahun kemudian, ia pun diangkat menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi sekaligus sebagai Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) .
Habibie menyadari bahwa Indonesia memiliki sumber daya luar biasa yang dapat dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa. Ia pun mendorong adanya lompatan strategi pembangunan yakni melompat dari strategi pembangunan agraris menuju negara industri maju. Visinya sangat jelas yakni membawa Indonesia menjadi negara maju yang disegani oleh dunia internasional.
Sebagai Presiden ke-3 pengganti Presiden Soeharto, Habibie merupakan presiden RI yang menerima banyak penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri. Prestasi yang diukirnya tidak membuat ia begitu tinggi hati. Sebaliknya, sebagai seorang tokoh yang dijadikan panutan oleh banyak orang, Habibie tetap rendah hati dan berorientasi kebangsaan. Baginya, Indonesia merupakan bangsa besar dan bermartabat melalui segala keunikan dan kekayaan yang dimiliki.
Comments
saya juga merasa sebagai pemuda yang berprestasi untuk bangsa ini, karena saya sebagai salah satu develoer NUSANTARA BETA, Application Mobile Representation All Of About Indonesia…
3 months agoBJ Habibie, belum ada pengganti sehebat beliau.
4 days ago