Menjelajah Taman Nasional Alas Purwo
Di ujung Timur Pulau Jawa, tepatnya di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur terdapat sebuah hutan yang sangat penting dan melegenda bagi masyarakat sekitar. Sebagai hutan pertama dan tertua di Pulau Jawa, tempat ini memang dikeramatkan bagi masyarakat. Sebagian kawasan ini memang memiliki situs-situs yang seringkali dijadikan tempat pelaksanaan ritual-ritual yang cukup mistis.
Adalah Taman Nasional Alas Purwo, sebuah hutan yang dijadikan taman nasional secara resmi oleh Kementrian Kehutanan sejak tahun 1992. Berada di ketinggian 322 meter di atas permukaan laut, hutan seluas 43.420 hektar ini menjadi lokasi yang tepat sebagai ekosistem hutan hujan yang ada di Pulau Jawa. Hutan yang ada pun beragam seperti hutan bambu, hutan pantai, hutan bakau, hutan tanaman, hutan alam serta padang penggembalaan.
Bagi para penggemar jelajah hutan, Taman Nasional Alas Purwo mungkin menjadi tempat yang tepat untuk mengamati tumbuhan atau satwa liar. Selain itu terdapat juga wisata pantai atau wisata ziarah yang memiliki beberapa situs-situs yang kerap menjadi tempat ritual bagi masyarakat setempat.
Sebagai hutan hujan, Taman Nasional Alas Purwo memang menjadi tempat yang tepat bagi beragam flora dan fauna di dalamnya. Setidaknya terdapat 13 jenis bambu serta 548 jenis tumbuhan yang terdiri dari rumput, herba, semak, liana dan pepohonan. Selain itu beberapa satwa liar seperti lutung budeng, banteng, ajag, rusa, macan tutul, kucing bakau hutan hingga beragam spesies penyu bersemayam di Taman Nasional Alas Purwo ini.
Beragam ritual kerap dilakukan di area Taman Nasional Alas Purwo ini. Hal ini tentu tidak lepas dari legenda bahwa Alas Purwo yang menjadi tempat terakhir dari pelarian rakyat Majapahit dari desakan penyebaran agama islam pada masanya.
Di tempat ini terdapat Pura Luhur Giri Salaka yang menjadi peninggalan dari rakyat Majapahit. Pura ini kerap dijadikan tempat untuk melangsungkan upacara Pagerwesi yakni upacara mensyukuri anugerah ilmu pengetahuan yang diturunkan oleh para dewata. Uniknya, upacara ini dilakukan setiap 210 hari sekali.
Selain Pura, Taman Nasional Alas Purwo juga masih memiliki beberapa gua yang dianggap keramat. Salah satunya adalah Gua Jepang yang di dalamnya terdapat meriam peninggalan Jepang sepanjang 6 meter. Selain itu, terdapat juga Gunung Kawah Ijen yang sangat terkenal dengan penambangan belerangnya.
Lokasi lain seperti Plengkung atau dikenal sebagai G-Land juga sangat tersohor terutama oleh para pecinta olahraga surfing. Kawasan G-Land dikenal memiliki ombak yang sangat menantang dengan ketingian sekitar 6 meter dan memanjang sekitar 2 km. Gulungan ombak tersebut membentuk formasi 7 gelombang dan merupakan salah satu yang terbaik di dunia.
Taman Nasional Alas Purwo memang memiliki kekayaan yang luar biasa. Unsur alam berpadu dengan keunikan budaya dan sejarah, membuat tempat ini menjadi salah satu objek wisata Indonesia yang menarik untuk dikunjungi. Tak heran, banyak para pelancong menempatkan tempat ini menjadi destinasi utama dalam setiap perjalanan mereka.
foto milik: http://touristspot.ruvenga.com
Comments
Ternyata ada taman nasional alas purwo ynag selama ini saya tahu cuma legenda kerajaan majapahit saja.
8 months ago