Perang Obor, Tradisi Unik dan Menantang dari Tegalsambi Jepara
Satu lagi kebudayaan unik Indonesia dari daerah Jepara, persisnya di desa Tegalsambi kecamatan Tahunan. Perang Obor sebuah tradisi di Jepara yang sudah dilakukan turun temurun oleh masyarakat sekitar. Selain sebagai daya tarik wisatawan untuk datang ke daerah ini, tradisi perang obor ini ternyata bertujuan sebagai ritual tolak bala dan ucapan syukur masyarakat Tegalsambi atas panen yang melimpah. Tradisi ini dianggap sebagai doa kepada yang Maha Kuasa agar tetap dilimpahkan rejeki dan keselamatan masyarakat sekitar.
Perang obor itu sendiri adalah ritual yang dilakukan dengan cara berperang untuk saling menghantam menggunakan obor yang dibuat dari daun pisang kering dan sabut kelapa kering. Pesertanya adalah warga yang ditugaskan sebagai ‘tentara’ untuk saling berperang satu sama lain. Mereka haruslah orang yang berani dan tidak takut dengan api. Tradisi ini dilakukan turun temurun. Meskipun tidak ada tanggal pasti tradisi ini berlangsung, yang jelas tradisi ini dilakukan saat musim panen pada hari Senin Pahing sesuai kalender Jawa.
Tradisi obor ini berawal dari kisah seorang petani kaya bernama Mbah Babadan. Beliau sangat kaya raya dan memiliki banyak sekali hewan ternak. Saking banyaknya, Mbah Babadan tidak sanggup mengurus hewan ternaknya seorang diri. Akhirnya seorang warga desa menawarkan dirinya untuk mengurusi hewan ternak Mbah Babadan. Warga tersebut bernama Mbah Gemblong. Kesepakatan pun dibuat, Mbah Gemblong mengurusi hewan ternak milik Mbah Babadan.
Mbah Gemblong sangat piawai dalam mengurusi hewan ternak. Terbukti hewan ternak milik Mbah Babadan gemuk-gemuk saat diurusi oleh mbah Gemblong. Suatu hari Mbah Gemblong sedang menggembalakan hewan ternak ke tepian sungai. Di sungai Mbah Gemblong melihat banyak ikan. Karena lapar Mbah Gemblong pun menangkap dan membakar ikan tersebut untuk dimakan. Ternyata ikan-ikan disungai tadi sangat enak sehingga membuat mbah Gemblong rutin pergi ketepian sungai tersebut sehingga dia melupakan hewan ternak milik Mbah Babadan. Ternaknya pun menjadi kurus-kurus karena tidak terurus.
Mendengar hal tersebut Mbah Babadan marah dan memanggil Mbah Gemblong. Mbah Babadan kemudian memukul Mbah Gemblong dengan sabut kelapa yang sudah dibakar. Tidak terima dengan hal tu, Mbah Gemblong pun membalas dengan memukul balik Mbah Babadan. Akhirnya mereka saling memukul dengan obor hingga tanpa disadari membakar kandang ternak milik Mbah Babadan. Namun anehnya hewan ternaknya pun tidak mati melainkan justru berubah menjadi gemuk kembali. Sejak saat itulah warga percaya untuk mengusir penyakit dan bala, tradisi ini harus terus dilakukan.
Meskipun sedikit berbahaya, tradisi ini terus dilestarikan oleh warga sekitar setiap masa panen tiba. Warga pun tidak takut untuk melakukan tradisi ini meskipun menimbulkan luka bakar cukup serius bagi para peserta maupun penontonnya. Namun, mereka telah menyiapkan ramuan khusus sebagai obat luka bakar yang dipercaya mampu menyembuhkan luka tersebut. Bahkan penyembuhan dengan obat ini lebih cepat dibanding dengan obat dokter.
Tradisi perang obor ini memang sangat unik dan menantang. Terlepas benar atau tidaknya cerita dan manfaat dari tradisi ini dilakukan. Yang jelas tradisi ini harus dipertahankan dan dilestarikan karena sebagai simbol dan identitas kebudayaan Indonesia.
Comments
berikut video editan saya ~ http://youtube.com/watch?v=eqInyDP4wtk
9 months agoBerbagai tradisi di Indonesia haruslah di lestarikan jan gan menghilang seiring berkembangnya globalisasi!
7 days ago