Haro, Menjaga Macaca Maura di Alam Karaenta

Tweet

SIANG yang mendung. Rumput dan tumpukan dedaunan yang jatuh menjadi basah dan lembab. Di bawah pohon rindang, lelaki itu membuka tasnya, lalu mengambil segenggam butiran jagung. Dia bersiul sekali, sekumpulan monyet pun datang dan antre.
Monyet-monyet itu jenis Macaca Maura, khas Sulawesi yang sudah langka. Nah, pria yang memberi makan kepada monyet-monyet itu bernama Haro. Dia seorang jagawana atau polisi hutan. Tetapi dia tak hanya fokus menjaga hutan.

Perkenalan Haro dengan Macaca Maura dimulai pada 1979, saat pertama kali menjadi Jagawana. Kala itu masih tenaga honorer. Tetapi prosesnya tidaklah gampang. Butuh waktu bertahun-tahun untuk membuat monyet-monyet itu “menurut”.
Kesabaran Haro membuahkan hasil. Macaca Maura dibuatnya “kesengsem”. Hanya dengan sekali siulan, ayah tiga anak itu bisa membuat 30-an Macaca Maura berkumpul. Hal yang sampai saat ini belum bisa dilakukan siapapun.

Itu juga yang membuat Haro menjadi “sahabat” bagi monyet-monyet langka yang ada di Cagar Alam Karaenta, Maros. Masih dalam wilayah Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Sehari-hari, Haro-lah yang menjaga binatang endemis itu.
Tugas Haro sesungguhnya tidaklah mudah. Di Karaenta, ada beberapa kelompok kera. Masing-masing punya wilayah. Nah, kalau tidak diawasi, bisa terjadi “invasi” yang berujung perang antarkelompok monyet.

Khusus Macaca Maura, juga terkenal liar. Mendengar gemeretak kayu saja, mereka bisa lari. Tetapi jika bersama Haro, keadaaan bisa lebih terkendali. “Saya butuh bertahun-tahun menciptakan nada siulan untuk memanggil mereka,” ujar Haro.
Peran Haro bagi kelestarian Macaca Maura pun sudah mendapat berbagai pengakuan. Di ruang tamu rumahnya di Dusun Kappang, Desa Labuaja, Kecamatan Cenrana, Maros, sebuah piala besar dipajang di sudut. Piala itu merupakan penghargaan Wana Lestari Satya Nugraha. Diberikan Menteri Kehutanan. Ada juga penghargaan dari Bupati Maros pada 2006. Sebagai PNS, Haro juga sudah mendapat Piagam Tanda Kehormatan; Satyalencana Karya Satya 10.

Sejak Haro menjadi jagawana, habitat dan populasi Macaca Maura memang terjaga. Saat ini, jumlah kera tanpa ekor ini tetap 30-an. Masih seperti dekade 1980-an. Ya, Haro terbukti mampu menjaga Macaca Maura. (*)

Comments

  1. akbarmangindara Reply

    semoga macaca2 disana ttap lestari.. Buat Haro, semangatnya sngat inspiratif..

    6 months ago
  2. danang Reply

    Cagar Alam Karaenta, Maros ini mengingatkan papa pulau Kembang di banjarmasin, Kalimantan selatan. sebuah pulau kecil tengah sungai Barito dipenuhi oleh kera yang lansung menyapa pengunjung jika kita memasuki wilyah pulau tersebut. Memberi makan dan bermain bersama kera-kera yang beranak pinak tersebut menjadi keasyikan tersendiri dari wisata Banjarmasin yang juga terkenal dengan pasar apungnya.

    6 months ago
  3. riaudaily Reply

    Luar biasa dedikasi Pak Haro.

    5 months ago
  4. Budiana Yusuf Reply

    Sosok seperti pak Haro inilah yangdiperlukan untuk menjaga kelestarian alam Indonesia

    2 months ago

Reply

Comment guidelines, edit this message in your Wordpress admin panel

All Right Reserved @2010 created by Paling Indonesia | Artikel Budaya Indonesia - Karya Cipta Indonesia | Tentang Kami | Kontak Kami

Related Links:

Togel178

Pedetogel

Sabatoto

Togel279

Togel158

Colok178

Novaslot88

Lain-Lain

Partner Links