Mangrara Banua Simbol Kebudayaan Indonesia di Tana Toraja

Tana Toraja memang menjadi surga kebudayaan Indonesia. Selain upacara kematian yang fenomenal, Tana Toraja juga memiliki banyak upacara lain yang sarat akan nilai budaya dan kesenian Indonesia. Salah satunya adalah upacara Mangrara Banua, sebuah upacara peresmian rumah adat Tongkonan Kombong, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Tana Toraja memang sebuah negeri Indah di utara Sulawesi Selatan. Seakan dibalut dengan berbagai kisah, kekayaan adat serta tradisi, masyarakat setempat telah terbiasa dengan berbagai ritual adat sebagai salah satu seni budaya Indonesia. Seperti yang dilakukan saat upacara Mangrara Banua Tongkonan.

Tongkonan pada dasarnya adalah sebuah rumah kayu yang dibangun oleh masyarakat Toraja. Rumah panggung dari kayu tersebut dianggap penting oleh masyarakat Toraja. Atap Tongkonan berbentuk perahu. Hal ini melambangkan nenek moyang masyarakat Toraja yang konon dipercaya berasal dari Yunan, Cina. Masyarakat Yunan yang berlayar serta berakulturasi dengan penduduk asli Sulawesi Selatan menjadi cikal bakal masyarakat Toraja.

Dibawah atap yang tinggi, terdapat beberapa rangkaian tanduk kerbau pada Tongkonan. Jumlah tanduk tersebut melambangkan banyaknya upacara yang pernah dilakukan oleh keluarga pemilik Tongkonan tersebut.

Upacara Mangrara Banua berfungsi untuk meresmikan rumah (Tongkonan) sebelum ditinggali. Dimulai oleh sambutan dari pemuka adat, upacara dilanjutkan dengan tari-tarian oleh para wanita Toraja yang diiringi dengan tabuhan gendang. Para penonton dari berbagai kalangan baik turis domestik maupun mancanegara pun tak berdiam diri. Mereka ikut menari untuk memeriahkan upacara Mangrara Buana ini.

Tarian yang disebut dengan Tari Pagelu ini memang menjadi keriuhan tersendiri dalam upacara Mangrara Banua. Selain sebagai ungkapan syukur serta memohon agar Tongkonan diberikan berkah dan terhindar dari malapetaka, tarian Pagelu juga memiliki kisah tersendiri. Masyarakat yang menonton biasanya memberikan saweran dengan menyelipan sejumlah uang di rambut penari. Hasil saweran biasanya dikumpulkan untuk digunakan bagi keperluan adat.

Upacara pun mencapai puncaknya dengan acara penyembelihan hewan sebagai pelengkap peresmian Tongkonan. Hewan-hewan yang disembelih biasanya berupa babi ataupun kerbau. Hewan-hewan tersebut dimasukan kedalam usungan bambu dan segera dibawa ke tengah upacara. Setelah dipotong, hewan-hewan tadi pun dibakar. Upacara pun diakhiri dengan makan bersama masyarakat sekitar seraya berdoa demi keselamatan Tongkonan serta penghuninya.

Upacara Mangrara Banua memang menjadi sesuatu yang menarik dan selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat sekitar dan masyarakat luar Toraja. Sebagai salah satu kebudayaan Indonesia, Upacara Mangrara Banua ini terus dipertahankan oleh masyarakat Tana Toraja. Hal ini merupakan juga sebagai bentuk penghormatan mereka terhadap para leluhur.

photo courtesy of : jayaditadungallo.blogspot.com

Comments

  1. ranselkosong Reply

    TOraja tidak ada habisnya dan Pesona Sulawesi Selatan semakin sempurna dengan budaya serta masyarakat Toraja :)

    7 months ago

Reply

Comment guidelines, edit this message in your Wordpress admin panel

All Right Reserved @2010 created by Paling Indonesia | Artikel Budaya Indonesia - Karya Cipta Indonesia | Tentang Kami | Kontak Kami

Related Links:

Togel178

Pedetogel

Sabatoto

Togel279

Togel158

Colok178

Novaslot88

Lain-Lain

Partner Links